Banyak Pihak Sebut Program Winarti Pecah di Perut !!!

IMG_20201012_171913.jpg

TULANG BAWANG – Banyak pihak yang menilai bahwa program ekonomi kreatif yang digulirkan dan digaungkan oleh Bupati Tulangbawang DR (Can) Hj. Winarti, SE, MH, diduga telah salah sasaran dan diduga hanya pecah diperut alias habis dimakan, tidak berkembang dan tidak berjalan sesuai harapan.

Progresnya antara rencana dan teori yang digaungkan, ternyata penerapan di lapangan atau di kampung – kampung banyak tidak sesuai dari yang dihasilkan oleh teori dan gagasannya. Dana bergulirnya malah justru jatuh ke kelompok – kelompok ekonomi kreatif yang beranggotakan orang – orang kaya. Anggotanya orang – orang berduit.

Hal itu ditegaskan oleh Agus, salah satu warga masyarakat di Kecamatan Banjarmargo, yang namanya bersedia untuk dijadikan sebagai sumber resmi. Ia mengungkapkan banyaknya uang rakyat yang habis. Usaha ekonomi kreatifnya mandek, tidak berkembang dan justru habis dimakan.

“Misalnya, program bantuan dana Rp 60 juta untuk tiga kelompok. Yakni karang taruna 20 juta, muslimat 20 juta dan kelompok ekonomi kreatif 20 juta. Itu bantuan hanya untuk orang tertentu saja. Dan diduga uangnya habis dimakan saja. Tidak berkembang,”ujarnya.

Ia menambahkan, tahun pertama TA 2019 Bupati Tulangbawang telah merealisasikan Rp60 juta untuk tiga kelompok. Kemudian TA 2020 juga telah merealisasikan Rp60 untuk tiga kelompok.

“Pada TA 2019 anggaran telah dikelola oleh masing – masing kelompok. Nah, pada TA 2020 ini juga, ada yang dikelola oleh kelompok yang sama. Bagaimana dengan pengawasan dan hasilnya. Coba dikroscek dan dievaluasi, apakah modal dana itu masih ada, bertambah atau berkurang, atau sudah habis dimakan,”tegasnya.

Perlu diketahui bahwa, sambungnya, dana atau anggaran yang dibagi – bagi oleh Bupati Tulangbawang kepada para kelompok itu adalah uang milik rakyat. Progres dan programnya harus dipertanggungjawabkan.

“Dana itu bukan dana punya pribadi Bupati Tulangbawang dan pejabatnya. Itu uang milik rakyat, punya rakyat, uang milik negara yang penggunaannya tidak boleh semau dan sesukanya Bupati saja. Semua warga dan semua masyarakat juga ingin menikmati bantuan itu. Jadi harus bergantian, bergulir dan pemerataan,”sergahnya.

Untuk itu, ia meminta kepada pihak terkait agar lebih produktif dalam pengawasan dan melakukan evaluasi terhadap sasaran program bantuan itu. Jangan sampai antara teori dan praktek di lapangan berbeda terbalik. Teori dan niatnya bagus, tapi prakteknya buruk. (*)

Penulis / Editor : budiaje

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top