Gila ! Pilkakam PAW DWT Jaya Diduga Money Politik Tembus Rp 1 Juta Per Suara
TULANG BAWANG – Proses Pemilihan Kepala Kampung (Pilkakam) Pengganti Antar Waktu (PAW) Periode 2023 – 2025 di Kampung Dwi Warga Tunggal Jaya (DWT Jaya) Kecamatan Banjar Agung, Kabupaten Tulang Bawang, ternodai dengan adanya dugaan money politik.
Berdasarkan dari penelusuran dan pengumpulan bahan keterangan (Pulbaket), diduga, disinyalir dan disebut bahwa ada salah satu calon Kepala Kampung PAW DWT Jaya yang telah melakukan money politik dalam bentuk memberikan sejumlah uang sebesar Rp 1 juta dengan tujuan untuk memilih salah satu calon.
Diketahui bersama, Pilkakam PAW Kampung Dwi Warga Tunggal Jaya diikuti oleh tiga (3) calon, yakni, Syarnubi nomor urut 1, P. Arman nomor urut 2 dan Sumarsono nomor urut 3. Dalam Daftar Pemilih Tetap Pilkakam PAW sebanyak 141 orang yang mendapatkan hak untuk memberikan suara.
Hasil dari penghitungan suara diketahui Syarnubi cuma mendapatkan sedikitnya 42 suara, kemudian P. Arman hanya mampu memperoleh 30 suara saja, sedangkan Sumarsono berhasil unggul dengan meraup suara sebanyak 69 suara.
“Pemilihan calon Kepala Kampung PAW Kampung DWT Jaya terbilang sangat seksi dan para calon pemilihnyapun menjadi incaran para calon. Sebab, jumlah mata pilih hanya sebanyak 141 perwakilan utusan dari masing – masing RK, terdiri dari tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan dari perwakilan eleman lainnya,”terang Edi.
Menengok sisi gelap dugaan money politiknya, sejumlah masyarakat dan pemilik hak suara menyebutkan bahwa salah satu calon melakukan money politik demi bisa menang Pilkakam PAW dan demi bisa menjadi Kepala Kampung Dwi Warga Tunggal Jaya.
“Saya kaget dikasih uang sebanyak 1 juta untuk milih salah satu calon. Sebenarnya saya sangat bersyukur dengan dikasih uang. Siapa sih yang tidak mau dikasih uang. Itukan uang dikasih secara cuma – cuma,”ujar salah satu pemilik suara yang berhasil ditelusuri.
Kemudian, ada juga salah satu keluarga pemilik suara yang memilih menolak pemberian uang satu jua (Rp 1 juta) untuk mencoblos salah satu calon. Keluarganya lebih memilih untuk menolaknya dan akan memilih dengan sesuai hati nurani, bukan memilih karena dibayar.
“Saya perintahkan keluarga saya untuk milih sesuai hati nurani. Saya suruh tolak uang Rp 1 juta itu. Bahkan salah satu calon siap bayar berapa saja, tinggal sebut saja nominalnya berapa, yang penting milih salah satu calon tersebut,”ulasnya detail yang tak menyadari sedang di Pulbaket.
Atas dasar adanya sejumlah hasil temuan Pulbaket tersebut, dapat dipahami bersama bahwa, proses Pilkakam PAW di Kampung Dwi Warga Tunggal Jaya, Kecamatan Banjar Agung ternodai dengan adanya sikap Money Politik yang merupakan sebuah tidak terpuji dan tidakan yang dilarang dalam UU Pemilu dan Regulasi Pilkakam. (*)