TULANG BAWANG – Program Beasiswa SD dan SMP tahun 2018 – 2019 yang digaungkan dan dibanggakan oleh Bupati Tulangbawang, Winarti, bagi para wali murid hanyalah sebuah wayangan dan kisah cerita lisan saja. Dan hanya menjadi angin surga bagi siswi yang menanti program tersebut.
Pasalnya, program beasiswa yang dialokasikan untuk SD sebanyak 360 siswa dan SMP 270 sisw itu, dalam realisasinya tidak tepat sasaran atau masih banyak salah sasaran. Sehingga memunculkan kekecewaan para wali murid.
Seperti yang di alami oleh salah satu siswi yang ada di Kampung Tunggalwarga, Kecamatan Banjaragung, Kabupaten Tulangbawang. Siswi ini, dari SD sampai lulus SMP tidak pernah mendapatkan beasiswa yang dibanggakan dan diagungkan oleh Bupati Tulangbawang.
Ya, Pingki Ridia Saputri, dia adalah salah satu siswi dari kalangan keluarga tak mampu yang tak pernah merasakan beasiswa dari SD sampai lulus SMP. Padahal, ia adalah siswi berprestasi.
Dalam ujian akhirnya, Pingki Ridia Saputri menjadi juara pertama dalam semester akhir di SMPN 3 Banjaragung, Kecamatan Banjaragung, Kabupaten Tulangbawang, Propinsi Lampung.
Siswi kelas IX C kelahiran 2 Februari 2005, anak tunggal dari pasangan Eko Saputra (almarhum) dan Pipi Apriani, ini mampu menjadi siswi berprestasi di sekolahnya, ditengah keterbatasan ekonomi kehidupan keluarganya.
Peraih peringkat ahad ini, dalam kesehariannya, sejak usia tiga tahun tinggal dan diasuh bersama ayah kandungnya sebelum meninggal dan bersama kakek (Sutrimo) dan neneknya (Sri Wahyuni), digubuk sederhana rumahnya adalah surganya, di Kampung Tunggal Warga, Kecamatan Banjaragung.
Terbilang asal – usulnya dari keluarga kurang mampu dan luput dari perhatian pihak sekolah dan Dinas Pendidikan setempat. Sejak masuk Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP), luput dari Program Indonesia Pintar (PIP), yang menjadi salah satu program unggulan Presiden Joko Widodo.
“Kami semua para orang tua bersyukur dan berbangga hati. Anak kami Pingki Ridia Saputri, bisa menjadi salah satu siswi berprestasi. Meskipun luput dari program PIP. Dalam keterbatasan keluarga telah sukses menjadi siswa berprestasi,”ujar Setiya Budi, orang tua asuh Pingki Ridia Saputri, sejak usia tiga tahun silam.
Direktur PT. Media Mandiri ini mengatakan, Prestasi disekolahnya, adalah sebuah anugrah besar dari Alloh SWT yang patut untuk disyukuri dan dibanggakan. Tidak mudah dalam meraih prestasi, membutuhkan kerja keras, rajin belajar, sabar dan ikhlas meninggalkan hiruk pikuk pergaulan bebas di luar sana, yang seakan menjadi tradisi dan kebiasaan.
Sejak mendaftarkan diri masuk di SMPN 3 Banjaragung, tiga tahun yang lalu, pihak keluarga telah melampirkan surat keterangan tidak mampu (SKTM), dari Pemerintahan Kampung Tunggalwarga, Kecamatan Banjaragung, agar bisa diakomodir masuk dalam Program Indonesia Pintar (PIP). Namun, pihak SMPN 3 Banjaragung tidak mengakomodirnya. Ini menjadi catatan negatif bagi Dinas Pendidikan setempat.
“Program PIP unggulan Presiden itu tidak dapat dirasakan, atau dinikmati oleh Pingki Ridia Saputri, padahal ia adalah salah satu siswi berprestasi yang layak dan tepat mendapatkan Program Indonesia Pintar,”kata dia.
Selesai menempuh jenjang di SMPN 3 Banjaragung, Pingki Ridia Saputri akan melanjutkan pendidikannya di SMK Bhakti Nusantara (Binus) Jurusan Farmasi. SMK Binus menjadi pilihan favoritnya karena ada jurusan Farmasi dan juga dekat dari tempat tinggalnya. (*)
Penulis / Editor : budiaje