Miris !!! Program Onderlagh Jalan Lembek di Kampung WMJ Jadi Sorotan
TULANG BAWANG – Masyarakat Kampung Warga Makmur Jaya, Kecamatan Banjar Agung, Kabupaten Tulang Bawang, mengaku prihatin terhadap progres arah pembangunan dana desa (DD) APBN tahun 2024 di wilayah setempat yang dinilai tidak tepat dan tidak terarah dengan baik.
Program Onderlagh jalan, dua titik di wilayah RK 6 adalah salah satu contoh program yang dinilai gagal dalam perencenaan dan kajian dari sisi asteknya. Sebab tidak dilakukan kajian tekstur badan jalannya terlebih dahulu, kemudian dari aspek sisi kemaslahatan masyarakatnya.
“Itu adalah jalan yang baru dibuat atau dibentuk, badan jalannya belum padat. Masih perlu pengerasan jalan. Belum layak di onderlagh. Perlu dikaji apakah harus di sabes atau dionderlagh,”terang Joko, salah satu masyarakat.
Dia menambahkan, di wilayah RK 6 itu ada dua (2) orang anggota Badan Permusyawaratan Kampung (BPK) yang mustinya memberikan masukan dan kontribusi dalam progres pembangunan yang pas, tepat dan baik, dari sisi secara teknis maupun sisi non teknis.
“Jalan yang akan dionderlagh itu masih muda, belum keras dan padat. Ada juga yang buntu. Di situ tidak ada hasil pertanian serta perkebunan yang banyak. Mustinya minta di bangun drainase. Bukan di onderlagh. Belum ada drainase kok sdh di onderlagh jalan buntu. Itu gimana,”terangnya.
Kalimat terakhirnya, ia mengaku akan meminta penjelasan kepada pihak kampung, mau dipertanyakan daruratnya dari segi mana, jalan 150 M penghuninya hanya ada tujuh (7) rumah yang di depan rumah bapak Ladi itu.
“Jika darurat dari segi hasil tani. Itu yang tanam singkong tidak lebih dari 1/4 hektar. Ujung jalan ladangnya Pak Sugeng dan Mbah Broto kemungkinan bila dionderlagh malah jalan mubajir, batu materialnya masuk dalam tanah,”kata dia.
Terpisah, Kaur Pembangunan Kampung Warga Makmur Jaya, Suyanto, menerangkan bahwa, soal onderlagh jalan itu adalah ranahnya Ibu Kepala Kampung dan bagian teknik perencanaan pak Sekretaris Desa (Sekdes).
Sementara itu, Ketua BPK Kampung Warga Makmur Jaya, Irwanto, menerangkan bahwa program onderlagh tersebut merupakan program ketahanan pangan dari Dari Desa yang sebelumnya telah menjadi usulan dari masyarakat dan telah menjadi kesepakatan masyarakat sesuai dalam rapat bersama yang digelar dibalai kampung. (*)
BERSAMBUNG ……