Kapolres OKI Belum Mau Terima Laporan Keluarga Korban Perampokan di Sungai Menang karena belum olah TKP perampokan
OGAN KOMERING ILIR – Keluarga Korban meninggal dalam perampokan klotok dan peralatan panen buah sawit yang terjadi di Sungai Tepuk, Kecamatan Sungai Menang, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan didampingi kuasa hukumnya kembali mendatangi Mapolres OKI untuk bertemu langsung dengan Kapolres OKI, AKBP. Hendrawan Susanto, Kamis (23/1/2025) sore.
Kakak kandung korban almarhum M. Nawi, Hj. Halinah, didampingi suami dan bersama rombongan tiba di Mapolres OKI sekitar pukul 16.23 WIB itu langsung diboyong masuk ke dalam ruangan Kapolres OKI yang telah menunggu kehadiran pihak keluarga korban yang juga dikawal oleh lima (5) orang jurnalis dari Tulangbawang.
Sayangnya, pihak keluarga korban mengaku kecewa dengan hasil pertemuan yang berlangsung sekitar dua jam. Pasalnya, pihak keluarga korban belum mendapatkan apa yang menjadi harapan. Yakni, mendapatkan pelayanan laporan secara resmi atas terjadinya perampokan kelotok dan alat panen sawit di perkebunan milik almarhum M. Nawi, yang dilakukan oleh sekelompok orang bersenjata api, pada Minggu 12 Januari 2024 yang lalu.
Usai pertemuan dengan Kapolres, kuasa hukum keluarga korban Ivin Aidyan Firnandes, kepada wartawan menerangkan, bahwa pihak Polres OKI belum berkenan untuk menerima laporan secara resmi atas terjadinya perampokan yang menyebabkan korban jiwa atas nama almarhum M. Nawi. Alasannya adalah, pihak Polres terlebih dahulu akan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
“Kehadiran kami di Polres OKI belum membuahkan hasil. Pihak keluarga korban belum mendapatkan pelayanan dalam bentuk melaporkan secara resmi. Kapolres OKI diduga belum bersedia menerima laporan secara resmi sebagai pihak yang menjadi korban perampokan klotok dan peralatan panen buah sawit. Alasannya akan dilakukan olah TKP dahulu,”terang Ivin panjang lebar.
Ivin menambahkan, pihak keluarga korban belum mendapatkan kepastian kapan pihak Polres OKI akan melakukan olah TKP. Pihak keluarga korban dijanjikan laporan akan diterima ketika sudah dilakukan olah TKP. Tapi Kapolres OKI tidak menyebutkan kapan jadwal akan dilakukan olah TKP secara mendalam.
“Bapak Kapolres OKI beserta jajarannya tidak dapat memberikan janji kapan akan melakukan olah TKP. Sehingga nya kami merasa sedikit kecewa dengan keputusan dan kebijakan Bapak Kapolres OKI. Kami berharap Bapak Kapolres dapat tegas dan cepat dalam melakukan penanganan, pengusutan dan penangkapan para pelaku,”urainya.
Ivin menambahkan, barang bukti (BB) berupa sejumlah klotok telah diamankan, saat ini berada di tengah – tengah perkampungan. Adanya BB itu adalah bagian dari sederet peristiwa yang bisa dijadikan sebagai petunjuk awal atas serangakaian terjadinya perampokan dan menimbulkan korban jiwa.
“Kami sudah melaporkan kejadian ini kepada Bapak Kapolri dan Bapak Wakil Presiden. Harapannya adalah pihak Polres OKI dapat serius dan cepat melakukan penanganan kasus tersebut. Para pelaku yang sudah diketahui identitasnya itu harus segera di tangkap dan diproses hukum,”tegasnya.
Sementara itu, Kapolres OKI, AKBP. Hendrawan Susanto, belum bersedia untuk dikonfirmasi atau bertemu dengan sejumlah wartawan, di Mapolres OKI, Kamis 23 Januari 2025 malam.
Kuasa hukum menjabarkan kronologi kejadian perampokan buah sawit, yakni pada hari Minggu tanggal 12 Januari 2025 Almarhum M.Nawi bersama Hartono dkk melakukan pemanenan terhadap kebun sawit sekira pukul : 15.00 wib pada saat pekerja Hartono membawa buah sawit menggunakan perahu klotok untuk dibawa ke dermaga sungai menang untuk ditaruh ditempat penumpukan sebelum di angkut mobil secara tiba-tiba klotok pekerja Hartono di hadang oleh sekolompok orang mengunakan speed boat dan klotok berjumlah sekitar 30 orang.
Mereka adalah, Dlm bin H, Uln bin H, R Bin H
U Bin Tt,, DS Bin MD, Ah bin Hrn, AS, Ys, Bp, Pt, Bsr.
Lalu melakukan penodongan terhadap 4 orang yang berada diatas klotok yaitu terhadap sdr Andi Ismail, topan, Kadek dan Made yudha, melihat kedatangan orang -orang tersebut yang membawa dan mengacungkan senjata tajam dan senjata api disertai teriakan “bunuh-bunuh” secara bersama- sama dan setelah para terduga pelaku mendekati kelotok lalu 3 orang yang berada di atas kelotok yang bernama Kadek, Made Yuda dan Topan dikarenakan ketakutan lari untuk menyelamatkan diri dan hanya sdr Andi yang tetap tinggal dikelotok tersebut.
Kemudian sdr Rarman dkk langsung naik ke atas kelotok dan membacok sdr Andi dengan senjata tajam dan yang lainnya menodongkan pistol dan ada juga yang membuat tembakan sehingga sdr Andi terjatuh dari kelotok lalu kelotok dibawa oleh beberapa orang teman rahman menuju sungai besar dikarenakan sdr Andi melihat kelotok yang ditumpanginya sudah dibawa pergi lalu iya berlari untuk menyelamatkan diri menuju hutan.
Atas kejadian perampokan itu, M.Nawi (selaku pemilik kebun sawit) mengalami sok dan trauma berat sehingga tidak mampu berjalan dan keadaan fisik yang semakin melemah dan sampai pada malam hari nya M. Nawi meninggal dunia di tempat kejadian perkara (TKP). (*)
BERSAMBUNG ……