Soal Proyek Buruk, Anggota DPRD Lampung Ismed Roni Minta Dinas Turun Tangan
TULANG BAWANG – Anggota DPRD Lampung Fraksi Partai Golkar, Ismed Roni merespon atas adanya dugaan pelaksanaan proyek aspal , latasir, hotmix yang diduga dikerjakan tidak sesuai dengan Spek , RAB di Kampung Banjar Dewa, Kecamatan Banjar Agung, Kabupaten Tulang Bawang.
Diketahui dan ditemukan di lapangan, proyek yang baru saja selesai dikerjakan tumbuh rumput diaspal, retak – retak bagian pinggir dan material batu batuannya tidak tersiram aspal secara rata atau maksimal.
Proyek yang dikerjakan tanpa plang papan informasi itu adalah program aspirasi dari Ismed Roni Anggota DPRD Provinsi Lampung Fraksi Partai Golkar, dan kabarnya proyek itu dikerjakan oleh kerabatnya.
Bang Ismed, saat dikonfirmasi Hariantuba.com mengaku akan menindaklanjuti dan meneruskannya ke dinas terkait agar dilakukan tindak lanjut atas adanya informasi dari Hariantuba.com.
“Terimakasih atas informasinya Adinda. Akan saya teruskan ke dinasnya. Agar ditindaklanjuti,”kata Ismed Roni via ponselnya.
Kepala Kampung Banjar Dewa, Asri, melalui Sekretaris Desa, Barokah, enggan untuk memberikan tanggapan dan konfirmasinya soal proyek aspirasi yang telah selesai dikerjakan di wilayah kerjanya itu.
Masyarakat menilai, pelaksanaan pekerjaan proyek yang buruk dan tidak sesuai dengan regulasinya atau RAB di suatu kampung, maka dampaknya akan merugikan banyak orang atau masyarakat kampung setempat.
Menurut warga, proyek yang dikerjakan secara asalan atau serampangan dengan tujuan mendapatkan keuntungan yang berlipat tentunya itu tidak dibenarkan dan harus menjadi perhatian pihak terkait atau pihak berwenang.
Hal itu ditegaskan oleh Ahmad Suyono, salah satu masyarakat dan sekaligus pemerhati pembangunan di Kabupaten Tulang Bawang dalam menyikapi adanya dugaan proyek buruk perbaikan jalan di salah satu kampung yang ada di Tulang Bawang.
“Kalau saya melihat gambar dalam photo dan video itu saya kaget dan tertawa ada proyek aspal yang baru atau masih dikerjakan tumbuh rumput. Kemudian aspalnya retak – retak,”kata Ahmad.
Ahmad Suyono berharap pihak terkait atau leading sektornya wajib untuk merespon informasi yang disampaikan oleh media Hariantuba.com dan lainnya. Menurutnya, informasi itu adalah hal positif yang wajib untuk ditindaklanjuti.
“Gambar proyek itu adalah salah satu informasi positif yang menunjukkan dan menginformasikan adanya pelaksanaan proyek yang telah dilaksanakan sesuai di dalam gambar , photo dan video,”terangnya panjang.
Bila ada proyek buruk dari Provinsi di kampung kata dia, yang bakal rugi besar adalah masyarakat kampung atau pemerintah setempat. Sebab, belum tentu dalam jangka waktu tiga atau lima tahun ke depan akan mendapatkan proyek lagi di lokasi yang sama.
“Bila jalan di kampung sudah pernah diperbaiki, maka belum tentu lima tahun ke depan akan dapat proyek lagi. Ini yang harus di pahami oleh seluruh masyarakat,”tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, proyek perbaikan jalan yang dikerjakan di Kampung Banjar Dewa, Kecamatan Banjar Agung, Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung patut menjadi sorotan semua pihak.
Pasalnya, pekerjaan proyek itu, dari awal memang sulit diketahui asal usulnya dari mana, kemudian sumber dananya dari mana, panjangnya berapa, anggarannya berapa dan pelaksananya siapa, lantaran tidak ada papan informasi di lokasi proyek.
Menariknya dan mirisnya, baru selesai dikerjakan, proyek aspal itu terlihat tumbuh rumput di aspal, aspal retak retak di pinggir, dan material batunya tampak nongol bertaburan tidak tertutup aspal secara maksimal.
Pihak Pemerintahan Kampung setempat menyebut dan mengaku bahwa proyek itu adalah proyek milik Aspirasi Anggota DPRD Provinsi Lampung yang dialokasikan di kampung setempat.
“Itu proyek punya Pak anggota DPRD dari Provinsi Lampung. Kami pihak kampung tidak paham mengenai pelaksanaan proyek itu. Karena sudah ada yang mengerjakan,”kata salah satu pegawai di Balai Kampung.
Ari salah satu warga kampung setempat mengaku bahwa pada prinsipnya warga masyarakat kampung merasa sangat bersyukur dan sangat berterimakasih atas adanya pembangunan jalan latasir atau lapen di kampung setempat.
Masyarakat menyambut positif dan mengapresiasi adanya proyek perbaikan jalan itu. Namun masyarakat juga berharap proyek dapat dilaksanakan dengan benar dan baik sehingga hasilnya baik dan manfaatnya dapat dirasakan lebih lama. (*)