TUBA BARAT – Harga singkong menjadi permasalahan serius di Provinsi Lampung. Lantaran anjloknya harga singkong (ubi kayu) pada beberapa bulan terakhir. Sebagai bahan baku pangan, pihak pabrik hanya membeli komoditas petani tersebut kisaran Rp 600 hingga Rp 900 per kg, dengan potongan refraksi 25-30 persen. padahal normalnya di kisaran harga Rp 1.400-1.800 per kg.
Keluhan ini disampaikan perwakilan petani kepada Anggota DPR RI Komisi II , Fraksi Partai Golkar, Hanan A Rozak saat melakukan Kunjungan Kerja Daerah Pemilihan ( Kundapil) ke tujuh kecamatan di Kabupaten Tulang Bawang Barat, Jumat sampai Sabtu (13/03/2021)
“Petani singkong tahun ini merugi, tidak balik modal, karena pengumpul hanya membeli singkong petani rata-rata seharga Rp 800 per kg dengan potongan sekitar 25 persen belum lagi biaya cabut dan transportasi”, Kata Kandar, Pengurus KTNA Tulang Bawang Barat.
Dalam kunjungan kerja di Kecamatan Tulang Bawang Udik, Marno, petani, menyampaikan bahwa harga bersih singkong di tingkat petani seharga Rp 400 per kg, setelah ada pemotongan.
Menanggapi keluhan petani tersebut, Hanan A Rozak mengajak petani agar kompak melakukan “Gerakan Tanam Separo”, untuk mengatasi anjloknya harga singkong dan menaikkan daya tawar petani kepada pedagang pengumpul maupun pabrik.
Hal ini selaras dengan statement Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, dimana petani disarankan untuk mengurangi tanam singkong, untuk mengurangi kelebihan produksi, yang diharapkan dampaknya dapat menormalkan harga singkong.
” Untuk mengatasi anjloknya harga singkong saya mengajak petani untuk mengurangi supply singkong, dengan menanam separo saja dari luas lahan yang ditanami singkong saat ini. Salah satu penyebab anjloknya harga singkong sekarang ini, karena yang jual banyak dan yang beli sedikit”, kata Hanan.
Selain itu Hanan mengatakan bahwa keberhasilan “gerakan tanam separo” ini membutuhkan kekompakan petani dan kebijakan pemerintah.
Sebagai informasi produksi ubikayu Lampung pada 2019 tercatat 4,9 juta ton, dan naik menjadi 5,6 juta ton di 2020. Daerah penghasil singkong tertinggi terdapat di Lampung Tengah yakni 1,5 juta ton, disusul Lampung Utara 959 ribu ton, Lampung Timur (891 ribu ton), Tulangbawang Barat (531 ribu ton), dan Tulangbawang (485 ribu ton). Kemudian, Way Kanan (241 ribu ton), Pesawaran (115.580 ton), Lampung Selatan (95.265 ton), dan Mesuji (24.313 ton). (*)
- Penulis : tan
Editor : budiaje