TULANG BAWANG – Ratusan massa gabungan yang berasal dari salah satu kampung di Kabupaten Tulangbawang, Propinsi Lampung, tiba – tiba menyerang Mapolsek Banjaragung, Rabu (29/7/2020).
Penyerangan Mapolsek Banjaragung, itu buntut dari adanya informasi salah tangkap yang dilakukan oleh anggota polisi. Seseorang menyebarkan kepada masyarakat tentang terjadinya salah tangkap yang dialami oleh warga kampung setempat.
Beruntung, satuan Smapta Polres Tulangbawang, bergerak cepat dan beraksi cepat, sehingga berhasil mengendalikan situasi. Petugas berhasil mengamankan Mapolsek Banjaragung dan berhasil memukul mundur massa yang berjumlah sekitar 500 orang itu.
Berdasarkan kerangan beberapa warga, unjuk rasa anarkis terjadi, bermula saat patroli gagak hitam mendapati ada tiga orang pemuda yang sedang melakukan penjarahan di salah satu toko di Pasar Unit 2, Kampung Dwi Warga Tunggal Jaya, Kecamatan Banjar Agung, Kabupaten Tulang Bawang.
“Dua orang pelaku berhasil ditangkap dan salah satu pelaku berhasil melarikan diri, pelaku yang melarikan diri ini memprovokasi orang tua pelaku dan warga lainnya bahwa Polisi itu telah salah tangkap, sehingga mereka langsung berkumpul dan melakukan aksi unjuk rasa menuntut pembebasan dua warga tersebut,”ujarnya.
Satuan Intelkam mendapatkan informasi tentang rencana 500 orang warga yang akan melakukan unjuk rasa ke Mapolsek Banjar Agung, langsung melaporkan kepada Kapolres secara berjenjang, sehingga Kapolres memerintahkan Kabag Ops dan Kasat Sabhara untuk menyiapkan pasukan guna menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Itulah sekilas gambaran simulasi kontijensi yang diperagakan oleh personel Polres Tulang Bawang, hari Rabu (29/07/2020) siang, di lapangan Mapolres setempat.
“Simulasi ini diperagakan dihadapan tim penilaian lomba bidang fungsi sabhara TA 2020 dari Polda Lampung, yang mana tim tersebut terdiri dari personel Itwasda, Rena Polda, Dit Sabhara dan Bid Propam Polda Lampung,” ujar Kapolres Tulang Bawang AKBP Andy Siswantoro, SIK, Kamis (30/07/2020).
Kapolres menjelaskan, selama berlangsungnya simulasi semua tahapan telah dilakukan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang ada, sehingga sangat kecil kemungkinan terjadinya pelanggaran yang dilakukan oleh petugas.
“Semua tahapan sudah kami lakukan sesuai dengan SOP yang ada, sehingga pada pelaksanaan yang sebenarnya tidak akan terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh petugas,” jelas AKBP Andy.
Simulasi ini selain untuk perlombaan, juga untuk meningkatkan kemampuan personel dalam menghadapi kontijensi jelang pelaksanaan Pemilukada secara serentak di tahun 2020.(*)
Penulis / Editor : budiaje