TULANG BAWANG – Progres pembuatan drainase sepanjang 92 meter kanan, dan 80 meter kiri, di jalan Ethanol Kampung Tunggalwarga, Kecamatan Banjaragung, Kabupaten Tulangbawang, dikeluhkan pedagang dan masyarakat umum.
Pasalnya, proses pelaksanaan pekerjaannya drainase dinilai lambat dan dinilai telah mengganggu aktifitas perekonomian para pedagang yang menjalankan usahanya diwilayah setempat.
Salah satu warga pengunjung pasar yang enggan disebutkan namanya menerangkan, akibat adanya pembangunan drainase yang lambat setidaknya telah merugikan para pemilik toko.
“Coba lihat dan bayangkan. Para pembeli sulit parkir dan berhenti di depan toko. Mobil sulit parkir. Sehingga para calon pembeli enggan untuk berbelanja di toko tersebut yang sedang digali dan dibuat drainase,”ujarnya.
Menurutnya, bila para calon pembeli lainnya punya rasa sama, enggan untuk berbelanja di toko setempat, maka berapa banyak kerugiannya bila dihitung setiap harinya. Untuk itu perlu adanya kebijakan pemerintah untuk mempercepat proses penyelesaiannya.
“Ini sudah berapa lama, coba dihitung harinya. Kayaknya sudah hampir satu bulan pembuatan drainase ini belum rampung. Kasihan para pedagang atau pemilik toko,”terangnya.
Mustinya, kata dia, Bupati Tulangbawang atau Pemerintah Daerah bisa mempercepat proses penyelesaiannya. Semisalnya, memperbanyak tenaga kerjanya. Semakin banyak tenaga, maka semakin cepat bisa diselesaikan.
“Ini pekerjanya cuma beberapa orang saja. Alat adukannya juga manual. Tidak pakai alat molen pengaduk material. Sehingga prosesnya lambat dan tentunya mungkin bisa merugikan pedagang dan masyarakat,”kata dia.
Untuk diketahui, Progres pemasangan box culvert dan pembuatan drainase dilakukan secara swakelola nilai anggaran Rp400 juta. Pelaksanaan pekerjaannya secara terpecah. Tahap pertama tahun 2019, penggalian dan pemasangan box culvert nilai anggaran Rp200 juta. Kemudian tahap kedua, tahun 2020, pembuatan drainase sepanjang 160 plus 12 meter.
Dari pemantauan wartawan HARIANTUBA.COM, dilapangan, tampak sejumlah pekerja sedang melaksanakan proses pembuatan drainase di jalan setempat. Terlihat juga tumpukan material tanah, bekas galian menggunung dibibir ruas jalan.
Agus, salah satu pengawas pekerjaan drainase, saat dikonfirmasi mengatakan, dirinya bersama – sama dengan para pekerja dipercaya oleh dinas PUPR untuk melaksanakan pembangunan drainase sepanjang 160 meter, kanan dan kiri jalan, plus 12 meter kanan jalan sampai di depan gereja.
“Ini polanya borongan meteran mas. Kami tidak menanggung material. Kami hanya borongan meteran. Material semuanya dari PUPR. Mereka yang menyediakan bahan materialnya,”kata Agus. (*)
Penulis / Editor : redaksi hariantuba.com