Bengkulu – Acara Peringatan 100 hari Atas Wafatnya Buya Syekh Muhammad Rasyidsyah Fandi Pengasuh tertinggi Thoriqoh Naqsyabandiyah Indonesia diikuti ribuan Jama’ah dari beberapa Provinsi diIndonesia dibarengi dengan Isak haru tangisan Jama’ah nya.
Peringatan Atas Wafatnya Pengasuh Tertinggi Thoriqoh Naqsyabandiyah Indonesia tersebut dilakukan digedung induk Suluk pusat Thoriqoh Naqsyabandiyah Indonesia yang berlokasi di Desa Suka datang Kec.Rejang Lebong Kab.Curup Utara Provinsi Bengkulu pada Kamis (10/08/2023) sekitar pukul 18.00 sampai dengan selesai.
Dalam acara tersebut dihadiri oleh Ketua Umum Perkumpulan Pengajian Ilmu Tasawwuf Thoriqoh Naqsyabandiyah Indonesia (PPITTNI) Asuhan Buya Syekh Muhammad Rasyidsyah Fandi M.Edy/Guru Edy Organisasi ini yang senantiasa menaungi Thoriqoh Naqsyabandiyah Indonesia, dan beserta jajarannya, Guru Suluk gedung Induk Curup Syekh Muhammad Maulana Nur Addin Badruzaman atau biasa disebut Guru Reinal Cahaya, Para Guru Mursyid dari beberapa Provinsi yang hadir dan ribuan Jama’ah Thoriqoh Naqsyabandiyah Indonesia yang ikut turut mendoakan.
Dalam acara tersebut diawali dengan sholat Maghrib secara berjamaah lalu dilanjutkan dengan berdzikir dan jamuan adab para silsilah/makan bersama, setelahnya ada cuplikan selayang pandang mengenang tentang perjalanan Al-Mukarom Buya Syekh Muhammad Rasyidsyah Fandi diakhir-akhir sebelum beliau wafat.
Dan dilanjutkan dengan sambutan ketua Umum PPITTNI Asuhan Buya Syekh Muhammad Rasyidsyah Fandi Guru Eddy, beliau mengungkapkan banyak terimakasih dan rasa syukur yang sebesar-besarnya dan memberikan semangat pada para jama’ah yang hadir, walau beliau dalam keadaan yang kurang sehat dengan menaiki kursi rodanya, peringati 100 hari Buya Syekh Muhammad Rasyidsyah Fandi orang tua kita semua, sungguh rugi bagi mereka yang belum bisa hadir pada acara 100 hari Buya kita ini. Karna peringatan ini tidak ada duanya dan tak ada lagi selanjutnya, dan kalian yang hadir yakni para pejuang-pejuang Tuhan yang dipilih.
“Saya sangat bahagia dan gembira melihat antusias saudara-saudara semua yang hadir pada malam hari ini yang turut serta ikut mendoakan Orang tua kita semua dalam keseratus harinya, semangat dan bara perjuangan sudah kalian miliki inilah yang membangkitkan saya untuk bisa cepat pulih dan sembuh, yah mudah-mudahan setelah acara ini saya bisa sehat kembali dan berjuang bersama lagi dengan saudara-saudara sekalian saya mohon doanya” Ucapnya.
Beliau menambahkan apa yang kita hadapi sekarang sudah cukup kita pahami dan jangan ikut-ikutan, tetap bersabar dan jangan berkomentar.
Semuanya kita serahkan kepada Allah SWT, sesuai dengan amanah Buya yang sama-sama ketahui, apapun yang terjadi kita serahkan semua pada hukum yang ada di negera kita ini.
Lanjut ia mantap kan fikiran kembali kepada Tuhan, berpihak lah kepada Tuhan jangan sampai kita berpihak kepada seorang hamba. Kebenaran sudah sama-sama kita ketahui yang mana itu.
Saya hadir disini sekaligus untuk menutup mulut mereka dan menunjukkan bahwa Pengurus (PPITTNI) yang resmi masih ada dan masih sehat semua.
Mari kita bersimbaku untuk bisa menyelesaikan masalah yang sedang berkembang ini. Untuk bisa terus kita menertibkan dalam hal perjuangan kita.
Pesan beliau terakhir bertorekat itu jikalau kita beramal kita akan semakin cerdas kata Buya, sebaliknya bukan malah semakin bodoh, itulah salah dalam beramal.
Lanjut dalam malam yang sama Diakhiri dengan Nasehat penambah keimanan yang di sampaikan oleh Syekh Muhammad Maulana Nur Addin Badruzaman atau sering dipanggil Guru Reinal Cahaya beliau menuturkan “Tetap kekalkan hati kepada Tuhan Allah SWT, pakailah kebenaran yang ada didalam lubuk hatimu yang senantiasa mengarahkan dan menunjukkan pada kebenaran, mengenang 100 hari wafatnya orang tua kita yakni Buya Syekh Muhammad Rasyidsyah Fandi kita Awali dengan berdzikir mengingat Allah lalu kita sampaikan doa-doa untuk nya yang pada intinya kita niatkan doa kita agar Buya kita dinaikan drajatnya setinggi-tingginya dan semulia-mulianya dihadapan seluruh silsilah dan sampai kepada Allah SWT.”Pungkasnya
Beliau berpesan pada seluruh jamaah yang hadir agar tetap semangat dalam berjuang ajak sanak saudara family untuk bertorekat mengekalkan hati mengingat Tuhan dalam lubuk hati agar tegak hukum sebenarnya dalam diri. Jangan terpancing dengan gosip-gosip yang ada, rajin beramal dzikir dan hantar amal selalu kepada Guru kita dan berserta para silsilah sampai kepada Rosulullah Muhammad Saw. (Fiqih)