TULANG BAWANG – Masih terkait dengan beras bantuan sosial (bansos). Tiga Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Kabupaten Tulangbawang ini, mempertanyakan harga dan kualitas beras bansos.
Pemerhati Kebijakan Pemerintah ini mengkritik harga beras bansos 135 ton yang dipatok Rp10.900 per kilogram itu dinilai menjadi pertanyaan. Sebab, antara harga dan kualitas beras diduga tidak seimbang atau tidak balance.
Ketua FKBPD Tulang Bawang, Sabri, menegaskan, paket beras bansos 5kg itu harganya Rp10.900 per kg. Padahal, menurutnya, kualitas beras itu diduga kurang baik, bukan kualitas beras super, tapi kategori harganya tinggi, tembus Rp10.900.
“Soal harga beras dan kualitas beras ini yang jadi sorotan. Beras itu bukan kualitas beras premium atau beras super. Ini beras kualitas kelas tiga. Beras kualitas kelas tiga harganya kok sampai tembus Rp10.900,”tegas Sabri.
Ketua LSM LPPD Tulangbawang, Aliyanto, menyampaikan sikap kerasnya, bahwa semestinya pihak Dinas Sosial (Dinsos), BPBJ dan Panitia penyedia beras bansos transparan dalam penggunaan anggaran negara.
“Kualitas beras bansos yang berasal dari Gapoktan Rawajitu Selatan itu dibanderol dengan harga tinggi. Kontrak kerjasamanya antara Dinsos dan Gapoktan dipertanyakan. Apakah benar, harganya sesuai dengan nilai kontrak,”terangnya.
Hal senada dikatakan LSM Batik Tulangbawang, Asnawi, ia meminta keterbukaan pelaksanaan penggunaan anggaran APBD dalam penanganan COVID-19 pengadaan sembako beras bansos.
“Pihak Dinsos, BPBJ dan Ketua Gapoktan, harus didudukan bersama. Musti memberikan klarifikasi soal pengadaan beras bansos itu. Ini bukan lagi soal kualitas dan nilai bansosnya, tapi soal transparansinya,”paparnya.
Terpisah, Sekretaris Dinsos Tulangbawang, Binhar, saat dikonfirmasi mengatakan proses penyaluran beras bansos dilakukan melalui pihak ketiga, bekerjasama dengan pihak Gapoktan Rawajitu Selatan.
Ia menerangkan, terkait dengan kualitas dan harga beras, itu adalah ranah pihak Bagian Pengadaan Barang dan Jasa (BPBJ), Pihak Ketiga dan Gapoktan Rawajitu Selatan.
“Beras bansos ini berasal dari Gapoktan Rawajitu Selatan, bansos dikelola oleh PT Mubarakoh Jaya Makmur (MJM), yang beralamatkan di Metro. Semua mereka yang mengatur dan merealisasikannya Mas Budi,”kata Binhar, via ponselnya, Kamis (4/6/2020).
Sementara, Ketua Gapoktan Rawajitu Selatan, Khairul, mengaku membenarkan, pihaknya menjadi satu – satunya penyuplai, yang ditunjuk oleh Dinsos untuk menyediakan beras sebanyak sekitar 135 ton.
Ketua Gapoktan yang juga Kepala Kampung (Kakam) Hargo Rejo, Kecamatan Rawajitu Selatan, itu mengatakan, stok beras bansos 135 ton itu berasal dari Petani Rawajitu Selatan dan Petani Rawapitu.
Diterangkannya, pihak Gapoktan menerima kontrak paket penyedia beras bansos. Hanya kontrak beras saja. Gapoktan tidak kontrak bahan – bahan lainnya. Gapoktan hanya menyediakan paket beras bansos. Harga beras Rp10.900, dari pengepakan sampai diantar ketempat tujuan pembagian beras bansos.
“Pengadaan beras bansos itu sesuai dengan kontrak dari Dinsos. Saya menerima kontrak pengadaan beras bansos. Tapi saya tidak maksud dengan kontrak dari PT mana atau CV mana. Saya tidak paham soal kontrak PT dan VC apa itu. Saya hanya diperintahkan untuk menyediakan beras sebanyak 135 ton,”kata dia. (*)
Penulis / Editor : budiaje