Korban Pengroyokan Dibawah Umur Lapor Ke Polres Tuba

IMG_20230908_193735.jpg

TULANG BAWANG – Saini (51) Jum’at (8/9/23) mendatangi Mapolres Tulang Bawang guna melaporkan dugaan penganiayaan dibawah umur yang dialami MD (16) selaku keponakannya.

Dalam laporannya telah di terima pihak kepolisian Polres Tulang Bawang dengan keterangan LP/B/218/IX/2023/SPKT/Polres Tulang Bawang /Polda lampung.

Insiden Pengroyokan dan penganiayaan anak dibawah umur tersebut dilakukan oleh Herman dan kedua anaknya di Kampung Sukarame kecamatan Meraksa aji Kabupaten Tulang bawang pada hari Kamis (7/9/23).

MD (16) selaku korban menjelaskan kronologi kejadiannya, pada hari Kamis saat berada di sekolahan tempat korban sekolah, yaitu SMA N 1 Meraksa aji, tengah melaksanakan tugas dalam Group WhatsApp.

MD (16) terjadi perselisihan dengan (Ed)16 yang merupakan kawan sekolah korban dan sekaligus anak Herman selaku pelaku terlapor yang diawali kesalah pahaman hingga terjadi perkelahian.

“Saat itu pada saat jam istirahat saya diajak ketemu sama Ed, di halaman parkir, terkait unggahan tugas dalam Group sekolah, dan saya mendatanginya, dengan maksud tujuan mau memperjelas kenapa dia tidak terima saat saya mengirim pesan di grup”Ujar MD, saat menceritakan kejadiannya.

MD melanjutkan, tidak lama perbincangannya Ed malah mengajak untuk bertemu di Sawitan yang ada di Kampung Sukarame saat jam pulang sekolah, dan dirinyapun meng iyakan ajakan Ed.

“Ketika saya sampai lokasi Ed Tiba-tiba memukul saya, dan sayapun melawan selanjutnya kita berantem dan dipisah oleh teman sekolah lain, akan tetapi tidak lama dari itu, Ed menelfon Kakaknya dan kakaknya bersama bapaknya Herman datang, langsung kedua orang itu memukuli saya, sampai muka, kepala, dan tangan saya memar”kata MD, saat memberikan keterangan laporan di Mapolres Tuba.

Sementara itu di tempat yang sama, Saini (51) meminta sekaligus berharap kepada pihak kepolisian dapat memproses dan menindak tegas apa yang sudah menimpa keponakannya.

“Inikan kenakalan anak-anak seharusnya orang tua harus bisa menjadi contoh yang baik dalam menyelesaikan masalah yang dilakukan anak – anaknya, bukan malah main hajar pukul, kalau kaya gini kan keponakan saya yang jadi korban, kasian, mereka masih anak-anak, saya takut fisik dan mental keponakan saya jadi terganggu”cetusnya seraya menyayangkan sikap yang dilakukan Herman dan kedua anaknya.(red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top