TULANG BAWANG – Sejumlah orang mengaku dan membenarkan telah menerima kopelan atau titipan atau pesanan paket proyek di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Tulang Bawang dari seseorang.
Sementara ini, baru ada tiga orang yang mengaku telah mendapat kopelan paket tersebut. Siapa sosok ketiga orang itu bertugas dan beraktifitas di Kabupaten Tulang Bawang.
Pengakuan tersebut menjadi bukti awal tentang adanya pembagian kopelan paket proyek yang sempat menghebohkan publik. Satu persatu perilaku dan tabiat buruk oknum pejabat berpangkat di Sai Bumi Nengah Nyappur terbongkar.
“Sebagai warga negara yang baik, saya siap mengaku dan membenarkan bahwa saya juga mendapatkan kopelan paket proyek itu. Saya mengaku bangga dan mendukung Hariantuba.com dalam membongkar isu kopelan paket proyek di PUPR Tuba,”ujar salah satu penerima kopelan paket.
Penerima paket yang enggan namanya disiarkan itu menyebut, kopelan paket proyek itu pagu anggaran antara Rp700 juta sampai Rp1,3 Milyar. Prosesnya mengikuti alur dengan cara ikut lelang atau tender.
“Kita disuruh ikut lelang. Jenis pekerjaannya rata – rata fisik atau infrastruktur. Saya dapat kopelan paket pekerjaan di salah satu perkantoran,”terangnya panjang.
Senada diakui penerima kopelan lainnya, ia mengaku telah menerima kopelan paket proyek dengan pagu anggaran di bawah Rp1 Milyar.
“Iya, iya. Saya juga dapat kopelan proyek. Tapi nilainya gak besar, nilainya cuma di bawah satu milyar. Nanti dikerjakan rame – rame,”akunya.
Berbeda dengan penerima kopelan yang pertama dan kedua, penerima kopelan ketiga ini mengaku akan menjual paket itu kepada siapa saja yang mau membelinya.
“Iya. Paket punya saya mau saya jual aja. Kalau ada yang mau ambil aja. Nilai paket diatas satu milyar. Saya mending kerjain paket PL aja,”selorohnya kepada Hariantuba.com.
Diberitakan sebelumnya, kabar tentang adanya pembagian kopelan jatah proyek di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Tulang Bawang melalui tangan salah satu pihak ketiga mendapat sorotan miring dari berbagai pihak.
Sorotan miring salah satunya muncul dari salah satu sumber resmi Hariantuba.com, yang menyebut bahwa pembagian kopelan jatah proyek kepada orang – orang tertentu adalah salah satu bentuk tindakan yang melanggar etika dan melanggar sumpah jabatan.
“Saya kaget dan sangat terkejut, setelah saya mendengar kabar dan info ataupun isu tentang pembagian kopelan proyek di PUPR yang dilakukan oleh oknum berpangkat,”ujar sumber resmi yang enggan namanya disiarkan.
Sumber menambahkan, benar dan tidaknya info itu atau kabar itu, tentunya telah menjadi catatan merah di PUPR maupun di salah satu institusi yang terlibat pembagian kopelan proyek tersebut.
Dan menariknya, kata sumber, kopelan proyek itu menyasar disejumlah orang yang beraktifitas di Kabupaten Tulang Bawang. Sayangnya, sang sumber tak bersedia menyebut dan merincikan siapa saja yang telah mendapatkan kopelan proyek itu.
“Awalnya saya tidak percaya soal kopelan itu dibagi bagi. Tapi banyak yang cerita kalau sudah ada yang dapat kopelan paket proyek itu. Pagu anggaran paket proyeknya bermacam – macam,”terangnya panjang.
Sementara itu Kepala Dinas PUPR Kabupaten Tulang Bawang, Puncak Setiawan, membantah atas adanya kabar atau info yang menyebar tentang pembagian jatah kopelan paket proyek melalui pihak ketiga.
“Saya sebagai Kepala Dinas PUPR Tulang Bawang tidak membagi bagikan jatah paket proyek. Tidak ada bagi – bagi jatah proyek. Semua proyek dikerjakan lewat aturan dan regulasi sesuai aturan,”kata Puncak.
Senada dikatakan oleh Kabid Bina Marga PUPR Tulang Bawang, Heriansyah, bahwa pihaknya mengaku tidak mengetahui soal adanya kabar bagi – bagi kopelan jatah proyek.
“Wah, saya malah baru tahu. Kalau ada kabar soal kopelan jatah proyek. Saya baru tahu ini,”kata Heri.
Disisi lain, salah satu orang dekatnya Bupati Tulang Bawang saat dicecar dan didesak akhirnya buka suara, ia menyebut bahwa kopelan jatah paket proyek itu sudah bubar, proyek – proyek itu sudah sudah tidak bisa dikondisikan.
“Itu sudah bubar. Kopelan itu sudah ambyar. Sudah gak bisa dipakai lagi. Sudah ribut. Sudah ramai. Jadi bubar,”jawabnya singkat. (*)
BERSAMBUNG ………