Catatan Hikmah Ziarah :
” Tangisan Para Pendosa di Pusaran Wali ”
HIDAYAH adalah milik Allah SWT ,Allah adalah Dzat yang membolak-balikan hati hamba – hambanya, tidak ada yang mustahil bagi Allah. Bila Allah berkehendak, baik buruknya seorang hamba adalah atas kuasa dan takdir Allah SWT.
Dalam perjalan ziarah Wali Songo yang di selenggarakan oleh Pondok Pesantren Nurul Ikhlas Tulang Bawang Lampung, ada kisah nyata dari salah satu anggota rombongan jamaah yang teruntai dalam “Kisah Hikmah Perjalan Ziarah Wali Songo”.
Begini ini ceritanya, saat itu rombongan Ziarah Wali Songo Pondok Pesantren Nurul Ikhlas Tulang Bawang tiba di Kompleks Pemakaman Sunan Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat pada Senin, 13 Desember 2021 Pukul 08.30 WIB .
Setibanya di Kompleks Makam Sunan Gunung Jati, tepatnya di Astana Gunung Jati Cirebon, Jamaah langsung melantunkan Dzikir dan Kalimat – kalimat Thoyyibah serta Do’a – doa yang dipanjatkan bersama-sama yang membuat suara membahana dan menggema di Puncak Gunung Sembung, Kompleks makam Sunan Gunung Jati yang membuat jamaah meneteskan air mata karena menyatunya rasa hati dan pikiran yang dibalut dengan kekhusyukan.
Dari ratusan jamaah, ada satu jamaah dengan sebutan nama ET umur 55 tahun, bercerita teringat masa lalunya, dia yang tak henti-hentinya selalu mengeluarkan air matanya saat menceritakan kisah hidup masa lalunya.
Sembari sering mengusap air mata yang selalu keluar saat ia bercerita bahwa baru kali ini ia menangis dengan sesenggukan karena teringat masa lalu, dan disinilah ia penuh harap rahmat dari Allah SWT serta berkah dari pala Wali Songo.
Menurut kisahnya, ET dahulunya adalah seorang yang dekat dan akrab dengan perbuatan – perbuatan yang jauh dari Norma – norma agama, ia dahulu adalah pemabuk, penjudi dan lain – lain, itu adalah kembang kehidupan dimasa lalunya.
Namun siapa sangka, seseorang yang dahulunya akrab dengan narkoba ,dekat dengan kekerasan, itu masih terlihat jelas sejumlah luka bekas bacokan di tangan, perut, dada, bahu dan anggota tubuh yang lain. Tanda bekas luka itu yang membuktikan bahwa ET adalah dahulunya seorang yang suka ribut, suka adu fisik dengan banyak orang dan tidak takut dengan senjata tajam.
Namun kini, di Pusaran para Wali ia bersimpuh luluh dengan derain air mata yang berlinang membasahi wajahnya, ia sangat menyesali seluruh khilafnya dan kembali menemukan Cahaya Hidayah Sang Robb di Pusara Kekasih-Nya Wali Songo.
Ternyata di dalam rombongan Jamaah Ziarah Wali Songo itu, bukan hanya ET saja yang mempunyai masa lalu kelam, ada beberapa hamba – hamba Allah yang kisahnya hampir sama dengan ET, mereka adalah TK (38 th), RN (41 th) dan BD (41), yang mana mereka semua mendapatkan Hidayah dan Kasih sayang Allah di Pusaran para Wali.
“Ketahuilah, bahwa tangisan pendosa lebih dicintai Allah SWT dari pada sombongnya ahli Ibadah,” pesan nasehat pamungkas Pengasuh Ponpes Nurul Ikhlas Tulang Bawang, Lampung, Dr. (Cand) KH. Masykur Alfaruq, MPd atau yang biasa akrab disapa dengan sebutan Gus Faruq.