TULANG BAWANG – Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Tulangbawang, Ahmad Suharyo, menegaskan akan melakukan pembenahan internal secara menyeluruh di satuan kerja yang ia pimpinnya.
Penegasan itu menyusul adanya rentetan dugaan permasalahan yang mulai muncul dan mencuat, diantaranya adalah, manipulasi data dapodik jumlah siswa demi untuk mendapatkan BOP dan KIP di sejumlah lembaga pendidikan PAUD dan PKBM.
Kemudian, persoalan adanya salah satu guru PAUD non PNS yang merasa sangat dirugikan akibat dana sertifikasi Triwulan 3 dan 4, dari bulan Juli – Desember 2020 belum cair atau belum keluar. Hal itu akibat oleh human error operator info GTK nya yang lalai dan tidak memasukan data, sehingga ada yang tidak valid. Itu operator baru, yang baru dipilih oleh kepala PAUD nya. Tahun – tahun sebelumnya tak pernah terjadi.
“Perlahan – lahan akan kita benahi secara bersama – sama. Permasalahan – permasalahan yang ada akan kita benahi,”ujar Plt Kadisdik Tuba, Ahmad Suharyo, via ponselnya.
Pria yang juga menjabat Asisten 1 Pemkab Tulangbawang ini menambahkan, jika benar ada data valid soal pemalsuan dapodik atau jumlah siswa, itu bisa dipidanakan, tapi harus ada bukti kuat dulu jangan sampai jadi fitnah.
“Segala informasi dari para rekan media akan kami serap dan kami telusuri. Dan soal sertifikasi guru PAUD non PNS yang belum cair Juli – Desember 2020 akan kita telusuri. Sertifikasi non PNS langsung dari Kementerian, Disdik Tuba porsinya penyambung informasi saja,”kata Suharyo.
Sedih dan pilu ! Itulah gambaran isi hati seorang guru PAUD di Kabupaten Tulangbawang, yang belum menerima tunjangan dana sertifikasi Triwulan 3 dan 4 tahun 2020. Tunjangan sertifikasi tersebut adalah satu – satunya penghasilan yang ditunggunya.
“Tunjangan sertifikasi saya dari bulan Juli sampai Desember tahun 2020 belum cair. Baru kali ini sertifikasi saya macet dan tidak cair. Mungkin karena adanya human error sehingga realisasi sertifikasi tahun 2020 belum tersalurkan,”ujar Rani.
Rani menerangkan, pada tahun – tahun sebelumnya tunjangan sertifikasi terealisasi dengan baik dan lancar. Namun, pada tahun 2020 ini sertifikasi tersendat dan macet. Ia berharap sertifikasi yang menjadi hak miliknya dapat segera tersalurkan.
“Di lembaga PAUD tempat saya mengabdi punya operator yang bertugas mengakses dan mengurusi sistem aplikasi yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar dan mengajar. Sebelumnya tak pernah ada masalah dan kendala,”paparnya.
Selama ini, kata dia, dirinya telah berusaha sekuat tenaga, dalam melaksanakan kewajiban, tugas dan fungsinya sebagai tenaga pendidik secara maksimal, dengan honorium seadanya. (*)