Bimtek di Lamtim, Anggota DPR RI Hanan Rozak Ajak Petani Kembalikan Kejayaan Lada Lampung

IMG-20210926-WA0041.jpg

LAMPUNG TIMUR – Sejak dahulu Provinsi Lampung terkenal sebagai penghasil  Lada. Rempah yang dijuluki king of spices ini memiliki ciri khas rasa tersendiri. Salah satu penghasil lada di Lampung adalah Kabupaten Lampung Timur. Lada umumnya berwarna putih, namun lada Lampung memiliki keunikan tersendiri karena berwarna hitam, sehingga disebut lada hitam.

” Provinsi Lampung terkenal sebagai penghasil lada hitam terbaik, oleh karena itu daun dan buah lada dimasukkan dalam Lambang Provinsi Lampung, karena lada merupakan produk utama sejak masa lampau sehingga Lampung dikenal bangsa-bangsa Asia dan bangsa-bangsa Eropa,” kata Anggota Komisi 4 DPR RI, Ir. Hanan A. Rozak, MS di Hotel Tirta Kencana, Sri Bawono, Lampung Timur, Minggu (26/09/2021)

“Selain Lampung, daerah lain penghasil lada adalah Bangka Belitung dan beberapa provinsi di Kalimantan, Sulawesi dan dari Negara lain, ” kata Hanan dihadapan peserta Bimbingan Teknis (Bimtek) “Pengembangan Tanaman Lada ” yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian RI.

Berdasarkan data dari Direktoral Jenderal Perkebunan, Provinsi dengan produksi lada terbesar yaitu Kepulauan Bangka Belitung dengan jumlah produksi pada tahun 2019 sebesar 33.322 ton atau sebanyak 37% dari total produksi Lada di Indonesia tahun 2019. Sedangkan Provinsi Lampung menempati urutan kedua dengan produksi sebanyak 14 ribu ton.

Hanan menjelaskan Negara produsen lada sekaligus pengekspor lada terbesar di dunia adalah Vietnam, kemudian Indonesia menempati peringkat kedua, diikuti oleh Brazil, India, Malaysia, Srilanka, dan China.

Hal ini merupakan tantangan bagi petani lada Lampung untuk bersaing dengan penghasil lada dari luar Lampung dalam hal produktivitas dan kualitas.

” Kita harus kembalikan kejayaan Lampung sebagai penghasil lada, terutama Lada Hitam yang sudah terkenal sejak dahulu,” lanjut nya

Legislator Partai Golkar ini mengajak petani  mencari inovasi maupun diversifikasi produk berbasis komoditas lada, untuk meningkatkan nilai tambah dan pendapatan petani lada. Hanan juga mengajak Pemerintah untuk mengupayakan pendampingan para petani untuk melakukan inovasi produk berbasis lada serta meningkatkan kualitas produk lada.

” Diperlukan juga koordinasi yang baik dengan perusahaan perindustrian dalam pengolahan butiran lada menjadi serbuk lada yang lebih halus. Hal ini diperlukan dalam rangka memberikan nilai tambah yang tinggi pada produk lada,” tambahnya.

Hanan juga mendorong agar Pemerintah dapat memberikan bantuan dalam bentuk penyuluhan proses pertanian yang baik kepada para petani lada karena selama ini masih banyak petani yang mengandalkan metode tradisional sehingga hasil produksinya kurang maksimal. Kemudian Pemerintah dapat pula membantu dalam pemberian bibit lada yang unggul maupun bantuan tegakan berupa tiang beton.

Selamet Bejo Santoso, Kordinator di Direktorat Tanaman Semusim dan  Rempah, Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian RI, mengatakan Bimbingan Teknis ini bertujuan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas petani lada terutama di Provinsi Lampung.

” Pada ahun 2021 ini  bantuan program pengembangan lada  dialokasikan 310 hektare di Lampung Timur, dan tahun berikutnya akan dialokasikan lagi,” katanya.

Bimbingan Teknis ini diikuti ratusan peserta yang mewakili Gapoktan atau Kelompok Tani dari berbagai Desa yang mengusahakan tanaman lada di Kabupaten Lampung Timur. Pemateri Bimtek dari Kementerian Pertanian, Dinas Perkebunan Provinsi Lampung dan Dinas Pertanian Lampung Timur.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

scroll to top